Kata-kata manis untuk Wanita-ku
Aku tulis sajak ini untuk menghibur hatiku,
sementara aku tak ingin mengingatmu untuk beberapa hari ini. Tetapi tetap
kuingat tutur katamu yang tak semamis air tebudan juga kuingat semua
pertengkaran kita setiap kali aku ataupun kau yang salah.
Kita
tidak bersama untuk beberapa waktu kedepan, kau di sana bersama mereka
orang-orang yang kau cintai, aku juga mencintainya namun aku disini sendiri
seperti nasib yang menghukumku ketika aku salah padamu. Memang tidak mudah
menghadapi rintangan yang ada di sini kuyakin kaupun tahu itu karena kau lebih
dulu menjalani nasib ini dari pada aku. Suka duka yang masih terlintasdi
fikiranku mungkin jadi hal yang istimewa sekarang.
Penyemangatku,
kini kau jauh dariku disini aku mencoba melawan rasa yang membuatku resah ini.
Kau tahu sekarang penyemangatku adalah coretan-coretan halus milik orang-orang
besar. Dapat kau katakan aku plagiat sekarang karena tulisan-tulisan ini tak
sepenuhnya dariku, namun kuharap kau tahu aku bagaikaan seorang anak yang baru belajar
untuk tidak meminum ASI. Maafkan aku semua yang indah telah kita lalui aku
lupakan untuk sejenak.
W.S Rendra mengatakan ”Hidup tidak untuk
mengeluh dan mengaduh”. Disini aku bercermin pada perkataan itu. Berusaha untuk
tidak mengeluh tidak menjatuhkan air mata seperti aku biasanya, aku sadar semua
ocehanmu yang pahit dan hingga terkadang ingin mengantarkan tangan ini ke
mulutmu kini membuatku bangkit. Bangkit untuk menjadi dewasa dan berusaha
menyesuaikan diriku menjadi masyarakat yang sebenarnya.
Tak
mudah memang tapi yakinlah aku bisa melewati ini tanpamu, aku merasakan
perbedaan yang sangat drastis antara aku dengan orang-orang baru yang kini ada
bersamaku. Bisa kau katakan aku memiliki kepribadian “menghindar” kesalahan
mungkin terjadi padaku karena sulitnya berinteraksi bersama orang sebaya.
Yah.........
memang ini nasib yang harus aku jalani sekarang. Sulit memang memahami watak
seorang anak yang masih labil, tak usah kuhiraukan harusnya jalani saja semua
seperti katamu karena mereka tak mungkin
selalu bersamaku setiap saat seperti dulu hidupmu yang kau jalani bersamaku dan
orang-orang yang mengerti kita.
1 tahun
6 bulan bukan waktu yang sedikit untuk di tempuh dengan jalan yang terjal.
Mungkinkah tulisan ini meragukan takdir tuhan yang di berikan padaku ??? aku
kira “iya” aku meragukan takdir nasib ke depannya nanti. Walaupun tidak baik
katamu untuk memforsir diri agar menjadi selalu yang pertama namun akan kupaksa
diri ini agar selalu menjadi yang utama dan selalu pertama. Aku kira kau tahu
jawaban dari kemauan diriku yang bodoh ini.
Sayang
jangan kau terlalu fikirkan aku, lepaskan saja seperti saat kau memiliki
konflik denganmu. Aku disini hanya butuh do’amu dan orang yang kini bersamamu
di sana, karena do’a itu yang nantinya mengantarkan aku pada keberhasilan dan
keinginanku. Aku kira kau memiliki keinginan yang sama sepertiku, karena kita
sama-sama wanita yang dilahirkan dari rahim yang sama. Tapi nasib kita mungkin
yang berbeda walaupn tujuan kita sama. Sama-sama ingin membahagiakan wanita tua
yang sekarang telah menginjak usia 40. Aku harap kamu mengerti perasaan gadis
remaja yang kau punya saat ini walaupun ia tak bisa mengatakan kata”Sayang”
padamu saat bertemu.
Di tulis oleh : Devy Avinda
No comments:
Post a Comment