Betapa
aku merasa beruntung setelah kejadian buku dan perpustakaan saat itu. Aku juga
tak tahu bagaimana ini bisa terjadi dan hanya terjadi begitu saja, ya begitu
saja. Lelaki ini sering kali mengirim pesan singkat dipagi hari. “sampai ketemu
disekolah” atau “sebentar lagi aku melihatmu” dan macam macam lainnya. Bukan
pertemuan yang manis di sudut sekolah atau bukan pula pertemuan yang penuh
dengan romansa di taman-tamannya sekolah seperti kebanyakan di film-film
remaja. Pertemuan kami sederhana saja, ketika dia melewati jendela depan
kelasku, aku aku masih memandangya melalui sudut mataku dan kami berdua
tersenyum samar saja. Namun bagiku, kediaman yang ada diantara kami sungguh
membagiakan.
Dua tahun masa sekolahku aku lewati dengan tersenyum samar saja pada
lelaki ini, lelaki yang lewat depan kelasku. Tak lebih dari itu. Bahkan obrolan ringan
setelah masa perpustakaan dulu tak pernah lagi. Tapi aku sangat menikmtai
kediaman diantara kami disekolah dimana hal itu berbanding terbalik dengan
obrolan panjangnya setiap malam di telfon.
Sekolah tinggal hitungan bulan
lagi sebelum kejadian di siang iitu akhirnya terjadi. Hari itu angkutan kota
yang aku biasa tumpangi belum lagi penuh. Aku seperti biasa pulang dengan teman
sebangku-ku, Lia . Tak tahu apa yang kami bicarakan sebelumnya hingga Lia
berkata “kamu tahu ndak vy... ..... sekarang sudah punya pacar lho”. Aku
tertegun mendengarnya tiba-tiba mata terasa panas dan sekuat tenaga aku menahan
laju air mata ini agar aku tidak sampai
menangis. Dengan suara tertahan aku memberanikan diri untuk bertanya
“siapa ?” kataku seolah-olah hal tersebut terdengar biasa. “katanya sih anak
kelas satu. Aku juga ndak tahu yang mana anaknya” jawab Lia singkat.
Aku tertegun, terbangun dari
lamunankku dan hatiku kembali terasa sakit. Nafasku terengah-engah seakan baru
menyelesaikan lomba lari maraton. Kejadian dulu sekali terasa begitu nyata
kembali terjadi lagi. Marah rasanya pada diri ini, bagai mana mungkin komitmen
untuk tidak kembali memutar memori ini kembali aku lakukan. Berkali-kali aku menyebut nama Tuhan yang Esa dan mencoba menyalakan laptop
yang dalam mode sleep untuk kembali beroprasi. Aku putar film serampangan
sampai aku tertidur dalam pelukan malam.
*****
*****
No comments:
Post a Comment